The Cotton Castle Pamukkale

The Cotton Castle Pamukkale

Pamukkale adalah salah satu tujuan wisata yang bikin saya penasaran karena banyak foto-foto yang beredar di kartu pos atau di media-media nampak sangat indah membahana bahkan masuk dalam list places to be seen before you die-nya para traveler dunia.

Pamukkale artinya cotton castle alias kastil kapas. Mungkin karena warnanya putih dan mumbluk-mumbluk seperti kapas. Pamukkale ini terletak di Provinsi Denizli, Turki Barat Daya.
Pamukkale termasuk dalam salah satu bagian dari kota kuno Hierapolis yang kini tinggal reruntuhannya. Pamukkale bersama Hierapolis masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Kastil kapas berwarna putih ini ternyata nemplok di salah satu punggung bukit. Dari jauh mirip bukit yang diselimuti salju.
Setelah dekat barulah ketok nek kui dudu salju, jum!
The Cotton Castle Pamukkale
pengecekan tiket, reruntuhan Hierapolis, dan Pamukkale

Pamukkale terbentuk ketika mata air dengan kandungan kalsium bikarbonat tinggi, yang mengalir di tepi tebing kemudian mendingin dan mengeras meninggalkan endapan kalsium berwarna putih atau biasa disebut dengan travertine. Lama-lama terbentuk menjadi kolam alami yang bertingkat-tingkat seperti terasering yang berisi air panas alami yang mengalir dari dalam bumi. Air panas alami dalam kolam alami suhunya stabil antara 29-54 derajat Celcius. Kalau diperhatikan, teraseringnya berbentuk seperti lelehan dan kumpulan busa minuman cola yang membeku. ما شاء الله.

Baca juga: Istanbul Travel Guide


Ceritanya, 

kerajaan Pergamon mendirikan kota Hierapolis sekitar 2.200 tahun yang lalu, berdampingan dengan Pamukkale. Hierapolis dikenal sebagai Roman Mineral Water Spa City yang menjadi pusat terapi thermal untuk kesehatan dan kecantikan. Orang-orang Romawi banyak yang datang untuk mencari kesembuhan. Ada yang berhasil sembuh, ada juga yang kemudian meninggal. Di Hierapolis juga ada area pekuburan kuno yang dulu digunakan selain untuk penduduk Hierapolis juga untuk mengubur para pasien yang meninggal. Kini pekuburan itu tinggal reruntuhan. Bentuk pekuburannya semacam sarkofagus (kubur batu).
The Cotton Castle Pamukkale
salah satu sudut reruntuhan kota kuno Hierapolis

Selain itu, di Hierapolis juga ada The Roman Bath House atau pemandian Romawi yang sejak tahun 1984 sampai sekarang digunakan sebagai Hierapolis Archeology Meseum.


Ada juga kolam thermal yang cukup besar bernama Antique Poll yang di dalamnnya ada reruntuhan kolom-kolom marmer dari bangunan kuil Apollo jaman Romawi. Konon dulu Cleopatra kungkum di kolam ini untuk spa. Para pengunjung juga bisa kungkum di sini layaknya Cleopatra. Nek meh njegur kolam kudu mbayar, kalau cuma lihat tok, gratis.


Baca juga: Kenapa Harus Istanbul


Balik lagi ke Pamukkale.

Tahun 1970-an, banyak hotel-hotel yang dibangun di sekitar travertine dan mereka mengalirkan air panas alami ke setiap kamar hotel. Karena jumlah wisatawan semakin membludak serta jumlah hotel makin menjamur, maka pengaliran air panas alami ke hotel menjadi tidak terkendali dan Pamukkale terancam rusak.
Tahun 1990-an, demi menjaga kelestarian Pamukkale, hotel-hotel pada radius tertentu di sekitar Pamukkale mulai dihancurkan dan pengaliran air panas alami ke hotel-hotel di luar area Pamukkale dibatasi hanya mengalir pada jam-jam yang sudah ditentukan. 
Selain itu, tidak semua Pamukkale boleh dijelajahi. Pengunjung dibatasi hanya di area tertentu untuk berjalan-jalan dan nyebur dengan melepas alas kaki.






Jika musim panas, kolam-kolam alami ini banyak yang terisi air panas alami. Warna airnya nampak berwarna hijau tosca. Apik banget. Turis-turis bule banyak yang kungkum sambil berjemur biar kulitnya coklat eksotis. Tapi buat turis Indonesia, dijamin nggak betah lama, soalnya takut gosong.
Selain musim panas, kolam-kolam alami hanya sedikit yang terisi air panas. Konon pemerintah setempat sengaja mengatur demikian. Turis Indonesia juga biasanya nggak betah lama-lama karena kalu pas kungkum sih enak karena anget, tapi begitu mentas njuk atis banget. 
The Cotton Castle Pamukkale
Kalau nggak mau nyebur juga nggak apa-apa. Tersedia taman lengkap dengan bangku-bangku buat leyeh-leyeh sambil foto-foto dan menikmati indahnya Pamukkale dan pemandangan kota di bawah bukit. Pemandangan matahari tenggelamnya juga kece banget. ما شاء الله.
Kalau laper ada warung-warung yang jual kebab, dondurma, bahkan popmi buatan Turki yang rasanya kurang micin.

Kalau mau dapat pengalaman yang lebih seru menikmati Pamukkale, kita bisa melayang di udara dengan ikutan paragliding yang penuh tantangan atau naik hot air ballon yang santai. 

Baca juga: Masjid Nuruosmaniye Istanbul


Dari perjalanan ini saya jadi membayangkan bagaimana Pamukkale terbentuk dari awal hingga jadi cantik seperti sekarang. Betapa Allah ﷻ Maha Besar telah menciptakan maha karya yang sangat menakjubkan keindahannya. Mata tertuju pada indahnya Pamukkale, hati tertuju pada Sang Pencipta, Allah ﷻ. 




TIPS:

  1. Pakai pakaian dan alas kaki yang nyaman sesuai dengan musim. Karena jarak antara loket masuk ke Pamukkale mesti jalan jauh. Kalau dari kaki bukit, mesti mendaki lewat terasering travertine, kalau dari atas bukit mesti menyusuri jalanan jaman Romawi. Apalagi kalau mau keliling Hierapolis yang gedenya ampun-ampunan.
  2. Kalau mau jalan-jalan di atas pematang traventine atau mau nyebur ke kolamnya harus lepas alas kaki. Bawa tempat untuk menyimpan alas kaki, minimal kresek.
  3. Jika pergi bersama rombongan dengan guide, beri kesempatan guide untuk menjelaskan sejarahnya. Perhatikan baik-baik. Hargailah jika guide sedang berbicara. Ambillah ilmu dari informasi yang diberikan.
  4. Pun jika pergi bersama rombongan, jangan lupa waktu. Ingat baik-baik batas waktu dan dimana titik kumpulnya. Jika titik kumpul ada di pintu loket masuk, perhitungkan waktu perjalanannya menuju ke sana (karena lumayan jauh).
  5. Jaga kebersihan selalu. Buang sampah di tempat sampah dan jangan merusak (termasuk jangan mencorat-coret) situs.
  6. Jangan malas membaca papan informasi/papan peringatan dan selalu taati peraturan yang berlaku. 

2 komentar

  1. pengen banget ke Turki, pamukkale kayaknya bagus ya. semoga suatu hari nanti bisa kesana Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin
      semoga mbak Rizka sekeluarga bisa segera ke Turki ya...
      salam buat Qonita :)

      Delete

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,