Semalam di Melaka [Malaysia]
Suatu hari saya mampir ke Melaka tik tok alias nggak nginep. Pagi berangkat dari Kuala Lumpur, malam sudah balik lagi ke Kuala Lumpur. Pernah juga nyobain nginep semalam di Melaka. Menurut saya, enakan nginep. Soalnya bisa lebih puas jalan-jalannya.
Melaka adalah kota bersejarah dimana Malaysia bermula. Perpaduan antara budaya Barat dan Timur/Asia dan Eropa. Karena Melaka pernah dijajah berbagai bangsa, maka banyak peninggalan gedung-gedung tua bersejarah yang dibangun pada zamannya, terutama di kawasan kota tua.
Saya paling seneng sama wilayah kota tuanya Melaka. Sambil jalan-jalan sekalian belajar sejarah tipis-tipis.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Enak dan Halal di George Town Penang
Apa saja yang saya lakukan saat traveling semalam di Melaka?
1. Jalan-Jalan di Kota Tua Melaka
Yang paling ngehits di kota tua adalah kawasan Dutch Square atau Red Square dimana bangunan-bangunannya bercat merah yang menjadi ikon Kota Melaka.
Di kawasan Dutch Square ini ada bangunan Stadthuys yang merupakan balai kota jaman Belanda yang sekarang dijadikan museum, ada gereja Christ Melaka yang dibangun tahun 1753 masa penjajahan Belanda, Menara Jam Tan Beng Swee, Victoria Fountain, dan miniatur kincir angin khas Belanda.
2. Menyusuri Sungai Melaka
Sayangnya kadang Sungai ini baunya nggak enak meskipun bersih nggak ada sampah yang ngapung-ngapung.
Riverside Melaka |
3. Makan Asam Pedas Melaka
Ada beberapa warung Asam Pedas Melaka di kawasan kota tua yang bisa dijangkau dengan jalan kaki. Tinggal pilih aja warung mana yang kira-kira sesuai selera.
4. Cuci Mata di Jonker Street
Jonker Street juga terkenal sebagai tempat jualan barang antik. Rata-rata penjual di sini adalah etnis Cina. Makanan-makanan yang dijual para pedagang kaki lima pun banyak yang non-halal. Jadi buat kamu yang muslim, hati-hati ya kalau mau jajan.
Selain tempat jualan di sepanjang jalan, juga ada atraksi-atraksi seperti pencak silat, musik jalanan, atau pedagang kelapa muda yang ngupas kelapa sambil kelapanya dilempar-lempar.
Jalanan ini baru ramai sore sampai malam hari. Karena pedagang kagetan itu baru menggelar dagangannya di jalanan mulai sore hari.
5. Mengunjungi Kampung Morten
6. Melihat sisi lain Melaka di Kampung Portugis
Dulunya kampung ini adalah kampung nelayan. Mungkin dulu di abad 16-17 orang-orang Portugis mendarat di daerah ini ketika menjajah Melaka, sehingga banyak yang bermukim di kampung ini dan berkawin-mawin dengan penduduk lokal Melayu.
Kampung ini memang berbeda dengan kampung lainnya, karena penduduknya berwajah unik, campuran Portugis dan Melayu ada juga yang campuran Portugis dan Cina. Mereka juga masih banyak yang berbicara Bahasa Portugis. Begitu juga budayanya. Bentuk rumahnya juga masih khas ala Portugis pun nama-nama jalan dan nama berbagai bangunan di sana semuanya berbau Portugis.
Mungkin mirip sama Kampung Tugu, Kampung Portugis di Jakarta dalam versi yang lebih besar dan lebih "Portugis".
Meriahnya malam natal di Kampung Portugis |
Saya kesini pas malam natal. Warga Kampung Portugis mayoritas merayakan natal. Mereka membuka pintu rumah-rumah untuk menerima tamu sanak saudara juga kolega. Rumah-rumah juga dihias kelap-kelip lampu warna-warni diiringi musik-musik. Ada pohon natal juga di taman. Meriah mirip malam takbiran di hari lebaran.
Saya jalan kaki keliling kampung keluar masuk gang sampai ke pinggir laut di dekat new jetty. Di seaside ini rame banget, banyak warga dari penjuru Melaka juga turis-turis seperti saya tumpah ruah. Rupanya sedang ada festival lampion. Seru deh.
7. Beli Oleh-Oleh Khas Melaka
Ada tempat beli oleh-oleh di daerah kota tua, dekat Dataran Pahlawan, namanya Pahlawan Street. Seperti pasar tertutup yang isinya kios-kios yang menjual segala jenis oleh-oleh khas Melaka, dari barang kerajinan tangan, gantungan kunci, sampai makanan.Jangan lupa beli terasi sama cincalok ya.
Baca juga: Menghabiskan Senja di KLCC Park
Kalau kalian kurang suka jalan kaki untuk menjelajahi kota tua Melaka dan sekitarnya, jangan khawatir. Melaka menyediakan bus untuk turis (berbayar). Ada Duck Bus yang merupakan kendaraan amphibi yang keliling tempat wisata di darat dan bakalan nyebur ke Sungai Melaka untuk menyusuri sungai. Ada juga Bus Panorama yang berbentuk double decker, tingkat di atasnya bolong tanpa atap.
Yang mau melihat pemandangan 360 derajat Kota Melaka dan sekitarnya, bisa naik ke Menara Taming Sari (berbayar) yang tingginya 110 meter di Dataran Pahlawan.
Lumayan seru kan jalan-jalan di Kota Melaka walaupun cuma nginap semalam. hehe
Mau cari hotel di Melaka, boleh cek di kotak Agoda di bawah ini ya :D
8 komentar
wowwwww, Melaka.
ReplyDeleteKek judul lagu deh mba hahaha
banyak banget destinasi yang bisa diexplore meski cuman nginap semalam ya.
Btw, saya banget nih paling suka pakai Agoda.
Udah install banyak aplikasi, tapi selalu menemukan harga hotel paling murah di Agoda :)
iya, mbak. lumayan lah semalem tapi bisa dapet banyak. asal nggak cuma glundang glundung di hotel hihihihi
DeleteMbak, apakah Asam Pedas Malaka rasanya seperti Asam Padehnya masakan Padang? Hehe. Duh aku tertarik banget sama kota tuanya, i hope someday bisa menjelajah ke sana.
ReplyDeleteAsam Pedas Melaka beda rasanya dengan asam padeh, mbak. Semoga someday bisa ngicipin asam pedas langsung di sana ya :)
DeleteBanyak banget yang bisa dilihat, penasaran sama duck busnya mbak
ReplyDeletesaya malah belum pernah nyobain duck bus, mbak. cuma lihat doang, kayaknya sih seru... hehehehe
DeleteIya betul, Melaka itu bagus banget kotanya. Gw dulu ke sana berangkat pagi, pulang sore. Itu aja pake ketinggalan bus gara-gara gw ketiduran, hahahahaha
ReplyDeletekok bisa?
Deleteketiduran dimane?
Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,