Jangan Ragu Mendatangi Majelis Ilmu Saat Traveling
19 Oktober lalu saya dan teman dapat tugas dari kantor ke Pekanbaru selama 4 hari dari hari Rabu sampai Sabtu. Karena kerja sudah beres di hari Jum'at, jadilah jum'at malamnya waktu bebas sambil nunggu pulang pesawat Sabtu pagi.
Teman saya geger genjik, ntar malem minta ditemenin nonton film di bioskop sebelah hotel. Kebeneran kami menginap di hotel yang sebelahnya ada mall lengkap dengan XXI-nya.
Lha, saya kan nggak suka nonton film. Nonton TV aja saya nggak betah, apalagi nonton film di bioskop. Tentu ajakannya saya tolak dengan gegap gempita.
Trus bingung kan ya...
Mosok meh glundang-glundung tok di hotel. Mau piknik kok ya Kota Pekanbaru itu nggak ada apa-apa, cuma ada mall yang mana di Jakarta juga banyak. Waktunya juga udah tinggal Jum'at sore, nggak nyandak kalo mau piknik ke Istana Siak yang 4 jam dari Pekanbaru.
Saya sih sebenernya nggak masalah kalo cuma glundang-glundung di hotel, wong mumpung hotelnya kece. Tapi temen saya ini rewel minta jalan-jalan keluar aja, soalnya sayang juga udah sewa mobil.
Kemudian....
Kami teringat sebuah baliho gede yang terlihat di pengkolan jalan. Baliho pengumuman bahwa ada Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Lc, MA di daerah Tampan, Simpang Kualu Panam nanti malam ba'da Isya. Nggak tau lah di mana itu persisnya, pokoknya masih di Kota Pekanbaru.
Kemudian bertanyalah kami ke pak supir yang kami sewa, kira-kira memungkinkan enggak kalo kami mau datang ke sana.
Alhamdulillah pak supirnya malah mendukung banget sekaligus promosi, bahwa Ustadz Somad itu ustadz kebanggaan orang-orang Pekanbaru.
Oke lah, akhirnya kami memutuskan menghabiskan Jum'at malam dengan datang ke Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, ustadz sejuta follower yang selama ini hanya saya lihat di youtube.
Pak supir berjanji menjemput kami setelah maghrib untuk makan malam kemudian lanjut ke tabligh akbar selepas Isya. Pak supir juga sudah mewanti-wanti kalau nanti pas menuju tempat acara, kemungkinan besar kami harus jalan kaki sebab mobil mungkin nggak bisa masuk TKP karena pasti ramai jamaah.
Siap lah.
Baca juga: Masjid Ammar dan Osman Ramju Sadick Islamic Centre Hong Kong
Tiba saatnya menuju TKP.
Ternyata tabligh akbarnya di lapangan RW. 14 Perumahan Indah Perdana Lestari. Yes! di lapangan RW doang, karena memang yang mengundang adalah RW tersebut. Tapi meski cuma kelas RW, yang datang banyak banget ngalahin konser musik artis ibu kota dan panitia juga menyediakan kelengkapan maksimal seperti tenda, layar untuk menonton bagi yang tak nampak panggung, mobil toilet umum, dan pengamanan maksimal dari kepolisian.
Pak sopir mendapat informasi langsung kondisi di lapangan dari istrinya yang juga datang ke tabligh akbar dan sudah sampai di TKP. Istri pak sopir bilang kalau nanti masuk ke perumahannya lewat jalan belakang aja dan langsung parkirin mobilnya lanjut jalan kaki. Soalnya jalan depan macet dan udah penuh banget sama jamaah yang hadir.
Baiklah, akhirnya kami lewat jalan belakang dan setelah markir mobil, kami jalan kaki sampai ke lapangan. Ternyata lapangan RW yang cuma seicrit itu udah penuh lautan manusia sampai luber kemana-mana. Saya jadi ingat ustadz sejuta umat K.H.Zainuddin MZ (Allahyarham). Ustadz Abdul Somad ini pun tabligh akbarnya selalu dihadiri oleh jutaan umat. Nggak di lapangan besar nggak di lapangan RW, yang datang sama-sama ramai dan luber.
Alhamdulillah karena kami lewat jalan belakang kami jadi bisa sampai tepat di belakang panggung meski umpel-umpelan sama jamaah lainnya. Setelah merangsek sana-sini kami pun sampai di samping panggung dengan posisi yang pas dan enak buat nonton meski harus berdiri, karena yang lesehan udah nggak ada tempat.
Ustadz Abdul Somad Lc, MA |
Setelah hampir 45 menit pidato sambutan akhirnya selesai dan tiba saatnya Ustadz Somad bertausiah. Seperti yang sering saya tonton di youtube, ceramah Ustadz Somad selalu seru, penuh makna dan diselingi dengan canda. Sampai nggak terasa kalau kami sudah 2 jam berdiri.
Tepat jam 10 malam tausiah ditutup dengan doa, diiringi dengan turunnya gerimis dan kami pun balik ke hotel dengan kondisi iman yang fresh.
Alhamdulillah.
Baca juga: Musholla di Nami Island
Teman, jangan ragu untuk datang ke majelis-majelis ilmu walaupun kita sedang traveling di manapun kalian berada. Isi waktu luang dengan sesuatu yang lebih bermanfaat dari sekedar nonton film di bioskop misalnya.
Kalau kita malas, coba kita lihat lagi apa aja sih keutamaan kita mendatangi majelis-majelis ilmu?
- Dimudahkan jalannya menuju surga
- Mendapatkan ketenangan, rahmat, dan dimuliakan oleh para malaikat
- Termasuk jihad fi sabilillah
- Dicatat amalnya di 'illiyyin (catatan amal yang tidak akan rusak, tidak dikurangi sedikitpun, dan tidak akan dibuka hingga hari kiamat)
14 komentar
Alhamdulillaaaahhh, aku kok ikutan heppi baca postingan ini ya
ReplyDeleteKindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
makasih mbak Nurul, udah mampir ke sini :D
Delete😁😁 Secara di Jakarta cuma lewat Youtube. Hihi. Ke Pekan Baru malah bisa dengerin langsung
ReplyDeleteiya, pas banget UAS lg pulang kampung. hehehe
DeleteSenang ya mbak bisa mendengarkan secara langsung. Ustadz Abdul Somad ini seperti magnet, luar biasa deh. Orang rumah, mulai dari bapakku, suami dan anak-anak juga rajin nonton ceramahnya ustadz di youtube.
ReplyDeleteiya, mbak. enak didengar soalnya. ringan tapi tetep nancep ilmunya.
DeleteWaah aku asli Pekanbaru loh mbak. UAS dosen aku dikampus hehe. Makasih sharing ilmunya ya mbak. Salam, muthihauradotcom
ReplyDeletemaasyaAllah, mbak muthi... bisa lebih banyak lagi menimba ilmunya dari beliau ya :)
DeleteWah kalau ustadznya UAS saya juga mau mbak bela-belain hadir apalagi pas banget di Pekanbaru. Bisa hadir di majelis ilmu kayak gitu juga bagian dari rezeki ya mbak. Alhamdulillah
ReplyDeleteiya, mbak. Alhamdulillah, rezeki dari Allah :)
DeleteAlhamdulillah senanh bacanyaa.. Memanfaatkan waktu lebih berguna ya, untuk menimba ilmu sekaligus buat bekal akhirat. Semoga tetap istiqomah mbak :)
ReplyDeleteinsyaAllah, mbak :)
DeleteBiasanya gitu mba kaya kyai kampung kalo di tempatnya pasti cuma di tempat kecil, kl di luar atau ada undangan ceramah biasanya lebih besar dan mewah
ReplyDeleteSenangnya kalo di kampung masih punya ustadz atau kyai, jadi semacam ada pakunya gituu
betul mbak.
Deletemeski di tempat kecil tapi yang datang buanyak buanget maasyaAllah. ustadz yang dicintai masyarakat di kampungnya :)
Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,