Ini cerita sambungan dari Plesir ke Malaysia Bersama Mbak R - Hari ke-1 akhir tahun lalu. Baru sempat sekarang ditulis sambungannya setelah diselingi plesir-plesir ke tempat lain dan kesibukan di dunia nyata yang lumayan menguras tenaga.
Perjalanan hari kedua kami di Malaysia ini cukup lucu campur ngenes. Karena ada beberapa tempat yang sebenarnya saya tidak rekomendasikan tapi Mbak R penasaran banget pengen lihat. Apa boleh buat, saya pun turut serta menemaninya.
Hari ke-2 ini kami masih di Kuala Lumpur.
Sekitar jam 8 pagi kami berangkat dari hotel jalan kaki menuju Kampung Baru untuk sarapan di Nasi Lemak Antarabangsa. Setelah itu meluncur ke Istana Negara pakai Grab.
Perjalanan ngenes pun dimulai.
Berkali-kali saya ke Malaysia, nggak pernah terlintas kepengen dateng ke istana negara. Nggak tau kenapa ya, pokoknya nggak tertarik aja gitu pun nggak pernah ada istana negara ini masuk dalam list para backpacker. Kalo buat turis-turis rombongan tour yang naik bus sih destinasi ini sepertinya termasuk yang wajib dikunjungi.
Baca juga: Nasi Lemak Antarabangsa Malaysia
Benar saja, setelah sampai sana kami merasa krik krik kemripik banget karena cuma bisa foto-foto di luar gerbang istana saja sambil mengamati para rombongan turis heboh foto aneka pose sampai diusir-usir penjaga istana karena menghalangi jalan ketika sang raja mau lewat. Eh entah raja atau siapa lah yes yang saat itu lewat, pokoknya ada iring-iringan mobil mewah dan ada salah satunya yang buka kaca dan dadah-dadah ke para turis yang berdiri membuat pagar betis. Istana ini memang istana yang masih aktif digunakan. Jadi ada raja dan para pengawalnya lengkap.
Istana negara kebanggaan rakyat Malaysia |
Jujur saja obyek wisata ini diluar ekspektasi kami, karena kami pikir bisa masuk trus lihat-lihat isi istana. Jebulnya cuma foto doang di depan gerbang. Kami berdua cuma bisa tertawa ngenes. Mungkin kami harusnya datang ke 'bekas' istana atau istana yang sudah tidak digunakan lagi (yang sudah dijadikan sebagai museum) supaya bisa masuk dan lihat-lihat apa isi di dalamnya.
Mbak R pun terheran-heran, kenapa obyek seperti ini bisa ditawarkan ke wisatawan. Kata saya sih, obyek wisata ini adalah sebuah kebanggaan sebuah negara. Malaysia ingin wisatawan manca negara tahu betapa megahnya istana mereka, meskipun hanya boleh dilihat dari luar gerbang saja. Nyatanya banyak turis yang seneng sampai foto berjuta kali dengan berbagai pose.
Tapi kami memang nggak suka datang ke tempat seperti ini. Seperti juga istana negara kita di Jakarta yang bagi sebagian orang menarik dan bangga banget ketika bisa foto di sana apalagi kalau bisa ketemu 'isi' istananya seperti presiden/wakil presiden. Kalo saya sih males dan nggak minat juga dateng ke sana apalagi ketemu presiden. Karena bagi saya presiden, wakil presiden, meteri-menteri itu ya orang biasa saja sama seperti manusia lainnya. Saya malah lebih seneng ketemu Ustadz Abdul Somad daripada ketemu presiden atau ketemu artis. Masalah selera saja ya sepertinya. hehehe
Baca juga: Jangan Ragu Mendatangi Majelis Ilmu Saat Traveling
Butter Kailan di Restoran Muar yang enak banget. Kamu harus coba! |
Asam Laksa di kedai Ah Cheng Laksa |
Akhirnya doi masuk dengan ogah-ogahan. Makin ke dalam, ternyata Mbak R makin berseri-seri dan makin menggila belanjanya karena nemu barang-barang yang lucu dan harganya terjangkau, termasuk ngeborong tas gombal murahan kesukaan saya.
Toko favorit saya di Malaysia yang wajib dikunjungi |
Setelah menggila belanja. kami pun pulang ke hotel dengan kelelahan menggotong belanjaan. Malamnya kami jajan Mi Tarik Silu, warung deket hotel yang akhirnya jadi favorit kami.
Egg Sup Ramen di Mi Tarik Silu |
Baca juga: Mencicipi Kuliner Cina Muslim di Kuala Lumpur: Restoran Mi Tarik Silu
Bersambung ...
15 komentar
Wah, memborong banyak ya Mbak? Btw, cokelat isi biji kopi kayak apa tuh, bentuknya? Sepertinya enak...
ReplyDeleteiya, mbak. aku kalau ke Malaysia nggak bisa pulang dengan tangan hampa. hahahaha
Deletebiasanya belanjaan supermarket aja sih.
coklat biji kopinya semacam coklat isi almond biasa gitu, yang bentuknya kecil-kecil agak lonjong. tapi ini isinya biji kopi yang entah udah diapain sehingga rasanya krenyes dan nggak pahit.
Wah, jadi penasaran, nih. Semoga ada kesempatan mencicipi.
Deleteaamiin... :)
DeleteDuh, bikin mupengg
ReplyDeleteyuk, mbak...
DeleteMalaysia itu dekat. Budayanya juga senada dengan kita. Makanannya sepertinya juga enak2. Tapi kok ya blm pernah ke sana yaa.. hehe
ReplyDeleteyuk, berangkat, mbak. banyak tiket promo kalau ke Malaysia. heheh
DeleteTernyata ada grab juga ya di Malaysia 😁
ReplyDeleteJustru yang pertama ada di Malaysia, mbak. tapi cuma ada grab car. nggak ada grab bike.
Deletekalo dilihat-lihat, enak bgt tuh kayaknya mbak.kadang suka penasran bgt sama masakan yg sama tp beda negara, tap ujung2nya suka nyesel gitu sama rasanya. lidahnya nggak gampang beradaptasi nih..
ReplyDeleteayo mbak, harus sering nyobain makanan-makanan asing biar lidahnya bisa adaptasi. hihihi
DeleteMantap deskripsinya, Kaka... Ditunggu tulisannya yg lain 😊
ReplyDeleteterima kasih :D
Deletebutter Kailan sama Asam Laksa-nya kok tiba-tiba bikin laper banget yaaaa...
ReplyDeleteSilakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,