Pengalaman Terbang Dengan Berbagai Maskapai Penerbangan

Setiap perjalanan pasti selalu meninggalkan kesan dan pengalaman. Begitu juga perjalanan dengan pesawat terbang.


Sebagai seorang traveler, saya mestilah sering naik pesawat dari pesawat murahan sampai pesawat full service. Tentu saja saya punya pengalaman beragam di setiap maskapai penerbangan yang pernah saya pakai. 
Berikut ceritanya:


Garuda Indonesia

Saya lumayan sering naik Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik. Bukan karena saya kaya, tapi karena saya dibayarin negara. hihihi
Seperti yang kita tau, Garuda Indonesia ini adalah maskapai full service plat merah. Dapet snack/makan dan in-flight entertainment. Nyaman sudah pasti. Yang paling best dari Garuda Indonesia itu adalah cabin crew-nya yang ramah dan santun meski banyak juga yang usianya udah mbokde-mbokde dan pakde-pakde.  Nggak heran kalau bertahun-tahun nangkring sebagai The World's Best Airline Cabin Crew versi Skytrax.
garuda indonesia
Meski demikian, bukan berarti saya nggak punya pengalaman buruk dengan Garuda Indonesia. Pernah delay lama juga sama doi. Ya karena di dunia ini memang nggak ada yang sempurna. Ye kan?

Saya pernah mengalami penerbangan terburuk sepanjang hidup saya. Bukan salah Garudanya sih, penyebabnya adalah cuaca buruk dan qadarullah saya pas naik Garuda.

Ceritanya saya terbang ke Gorontalo dari Jakarta. Pas udah deket Gorontalo ternyata cuaca buruk. Hujan deres banget, petir, angin kenceng dan pesawat turbulence, ajrut-ajrutan nggak karuan. Bahkan cabin crew pun nggak ada yang boleh meninggalkan kursinya. Semua harus duduk dengan sabuk pengaman terpasang. Penumpang udah pada teriak-teriak gitu. Bikin mengkeret lah pokoknya. Sampai di atas langit Gorontalo, cuaca tak kunjung membaik. Ini pesawat masih turbulence dan terbangnya udah muter-muter doang entah berapa kali puteran karena nggak bisa mendarat. 
Akhirnya pak pilot memberi pengumuman bahwa kita tidak bisa mendarat di Bandara Jalaluddin Gorontalo karena kurangnya jarak pandang. Karena pesawat udah kelamaan muter-muter dan cuaca tak juga membaik serta kondisi bahan bakar sudah menipis, maka pak pilot memutuskan untuk divert ke Bandara Sam Ratulangi Manado sebagai bandara terdekat dari Gorontalo. Kita akan berada di Manado sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Pesawat melakukan pengisian bahan bakar dan menunggu sampai kondisi cuaca di Gorontalo membaik serta Bandara Gorontalo aman untuk didarati.


Malaysia Airlines

Malaysia Airlines adalah maskapai plat merah negeri jiran Malaysia. Saya baru beberapa kali saja naik maskapai ini, itupun cuma dari Jakarta ke Kuala Lumpur pp. Kata saya sih masih enakan naik Garuda Indonesia meskipun Malaysia Airlines ini nggak jelek juga.


Batavia Air

Maskapai ini udah almarhum tapi dulu saya pernah punya pengalaman yang embuh banget dengan Batavia. 
Waktu itu saya akan melakukan perjalanan ke Manokwari. Garuda Indonesia belum punya rute ke sana. Yang buka rute ke Manokwari cuma Batavia. Berangkatnya pun tengah malam buta bareng sama mbak kunti keluar kandang. Yowes, pesanlah tiket ke Manokwari dengan Batavia. Pas check in nggak ada masalah, saya seperti biasa pilih kursi di sisi jendela.
Lha pas boarding trus masuk ke pesawat, saya bingung karena nggak nemu nomer kursi yang sesuai yang tercetak di boarding pass saya. Mbak pramugari menyuruh saya berdiri dulu di belakang sampai semua penumpang dapat tempat duduk. Macam disetrap aja, mana tengah malem, udah ngantuk pula. Mosok yo tiket saya ini tiket berdiri? 
Makin lama makin banyak yang disetrap bareng saya. Lha jebulnya  jenis pesawat yang dipakai dengan yang dipasang di sistem check in berbeda. Makanya konfigurasi kursinya berbeda. Alhamdulillah akhirnya saya dapet kursi juga. Nggak jadi berdiri dari Jakata sampai Manokwari.


Jet Star Asia

Saya baru sekali naik maskapai ini untuk rute Singapore-Bangkok. Karena Jet Star adalah maskapai berbiaya hemat, maka jarak antar kursi pun sempit seiprit dan nggak dapet cemilan pun minuman. Suasana dalam cabin juga kurang meriah karena dominan warna abu-abu.

Sriwijaya Air dan Nam Air

Sriwijaya Air dan Nam Air adalah 2 maskapai dari perusahaan yang sama. Nam Air anaknya Sriwijaya Air. Buat saya sih sama aja ya, pesawatnya sama-sama pesawat lama tapi kursinya nyaman dan jarak antar kursi lumayan lebar meskipun terkesan buluk. Dapet roti sama air mineral, harganya pun nggak terlalu mahal karena tergolong maskapai kelas menengah. Alhamdulillah pilot dan cabin crewnya boleh pakai jilbab dan sebelum berangkat selalu ada sesi berdoa sesuai agama masing-masing.

Lion Air

Ini maskapai paling fenomenal se-Indonesia. Saya udah lama nggak pernah dan nggak mau lagi naik Lion meski harga tiketnya murah meriah. Kenapa?
Karena sering banget kena delay dan pernah naik dengan kondisi AC matek. Setelah terbang sampai di atas, AC nyala tapi prepet-prepet. Jadi di dalem pesawat tu sumuk banget macam di metromini. Masih mending metromini karena masih ada angin cendela meski cuma sak ler. Lha kalo di pesawat? Kan jendelanya nggak bisa dibuka. Yang ada orang-orang pada kipasan pakai majalah dan kartu petunjuk keselamatan yang ada di kantung kursi.


Turkish Airlines

Termasuk maskapai favorit saya karena amenity kit-nya kece meskipun di economy class, makanannya lumayan enak, kursinya empuk. Nyaman lah untuk penerbangan jarak jauh. Dapet cemilan pembuka berwujud lokum alias  Turkish delight. Sabun dan wewangian di toiletnya juga wanginya seger.


Wings Air

Wings Air ini mengingatkan saya pada merk sabun colek. Pernah sekali naik Wings dari Makassar ke Mamuju pp. Pesawatnya jenis ATR yang etekewer gitu, berisik banget suara baling-balingnya.


Saudi Arabian Airlines

Maskapai ini termasuk nyaman untuk penerbangan jarak jauh. Di kabin pesawat ada mushollanya. Cabin crewnya banyak yang dari Indonesia atau Malaysia demi memberikan pelayanan prima untuk penumpang berbahasa Melayu. Mungkin karena melayani penerbangan untuk haji dan umrah dimana banyak penumpang yang tidak bisa berbahasa Inggris.


Batik Air

Batik ini maskapai full servicenya Lion grup. Lumayan lah ya, dapet snack dan air mineral. Cuma saya kasihan sama mbak-mbak pramugarinya yang seragamnya kebaya tipis gitu. Semoga sih nggak bikin masuk angin.


Emirates

Maskapai ini penerima penghargaan World's Best Inflight Entertainment, meskipun saya ini jarang sekali menggunakan fasilitas Inflight Entertainment meskipun dalam penerbangan jarak jauh. Yang saya ingat dari Emirates ini, saat lampu cabin diredupkan, di langit-langit pesawat ada gemerlap bintang-bintang kecil. Lucu aja gitu, glow in the dark.


Malindo Air

Malindo ini sama persis plek ketiplek dengan Batik Air tapi home base-nya di Malaysia. Saya pernah naik untuk tujuan Jakarta-Kuala Lumpur pp dan Kuala Lumpur-Penang pp. Dapet snack dan air mineral. lumayan lah.

Mandala Air

Maskapai ini sudah almarhum. Termasuk pesawat yang timbul tenggelam dalam percaturan penerbangan di Indonesia. Terakhir sempat dibeli oleh perusahaan pemilik Tiger Air dan namanya menjadi Tiger Air Mandala. Saya pernah naik Tiger Air Mandala satu kali dan yang saya inget dari doi adalah mbak pramugarinya pake baju kuning celana hitam, dengan ikat pinggang bermotif macan. Auuummm...


Tiger Air

Maskapai ini sekarang sudah dimerger dengan Scoot dan berbasis di Singapura. Saya pernah sekali naik jurusan Chiang Mai-Singapore. Nggak ada pengalaman yang spesial.


Qatar Airways

Maskapai ini lumayan sering ngasih harga promo. Entah kenapa saya kurang suka dengan kursinya yang keras dan kurang nyaman untuk penerbangan jarak jauh, meskipun jenis pesawatnya keren, Boeing 787 Dreamliner.


Royal Jordan

Pernah sekali naik Royal Jordan jurusan Amman-Madinah. Lumayan nyaman, makanannya enak, botol air mineralnya imut lucu.


Air Asia

Ini sepertinya maskapai favorit para traveler deh meskipun doi sering delay. Terutama yang suka backpacking, pasti pernah naik pesawat ini. Maskapai berbiaya hemat yang melayani rute-rute ngehits di kalangan traveler. Harganya juga terjangkau dan sering jual tiket promo.
Saya juga sering naik Air Asia di berbagai rute Asia. Seneng-seneng aja sih. Buat saya, Air Asia ini terkesan meriah meski jarak antar kursi cuma seiprit. Mungkin karena dominan warna merah ya. hehehe


Citilink Indonesia

Citilink Indonesia adalah anaknya Garuda Indonesia. Maskapai penerbangan jenis low cost carrier (LCC). Ini pesawat langganan saya buat pulang kampung. Entah kenapa saya seneng aja sama doi. Mungkin karena warnanya ijo seger, warna kesukaan saya. Pilot dan cabin crew Citilink juga bebas menjalankan syariat agama dengan diperbolehkannya berhijab. Senang aja gitu lihat mbak-mbak pramugarinya banyak yang berhijab dengan seragam yang sopan menutup aurat dan tetap profesional. Insya Allah maskapai seperti ini lebih berkah lah ya. 
Serunya lagi, dalam memberikan pengumuman sebelum take off dan landing ciri khas Citilink adalah selalu diselipin dengan pantun yang kadang garing kadang juga bikin geli. Lumayan bisa bikin ketawa ditengah kepegelan kaki karena jarak antar kursi yang mepet.

Akhir kata, 

ikan hiu geter-geter, see you later.

Kamu pernah punya pengalaman terbang seperti apa? Bagi ceritanya ya di kolom komentar.

18 komentar

  1. Mbak, mesti ketawa saya tuh kalo baca blog ini. Merk sabun colek :'D Tapi info-infonya bermanfaat banget mbak, makasih :D

    ReplyDelete
  2. Citilink emang maskapai LCC favorit. Cabin crewnya ramah dan tanggap sekali kalau kita butuh bantuan. Pernah lupa nyimpen tas di kabin (karena waktu itu kabin di atas seat udah full) dan mereka langsung gercep bantuin nyariin. The best deh!

    Kalau maskapai luar negeri aku suka banget sama Singapore Airlines. Udah mah Cabin Crewnya super ramah, makanannya super enak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju citilink memang favorit yah. hihihi
      kalau Singapore Airlines saya belum pernah naik. hihihi

      Delete
  3. Dulu langanan mandala kLau dari jogja Padang, tapi smenjak mereka tutup kdg pake citilink kdg garuda, mau pake lion agak agak ragu gimana gitu, pesawatnya gk nyaman delaynya bikit lapar kepLa kadang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah begitulah singa kalau disuruh terbang. hihihihi

      Delete
  4. Pengalaman yang super nyeremin pas naik Garuda ya mbak,,, itu ngeri banget, ga kebayang kalo saya yang jadi penumpang.

    Kalau saya cuma ngandelin Batik aja, milih yang agak premium tp harga murah.... karena dibiayai negara ga apa dong, hahah selama masih batas limit harga tiketnya.

    Saya cuma pernah naik lion sekali, jet star pas ke singapore n citilink, dan juga sriwijaya air

    Btw udah banyaaak ya nyicipi pesawat, keliahat yg doyan jalan2

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo dibiayai negara sih biasanya naik garuda. tapi sekarang harganya gila-gilaan banget. nggak cukup duit negara buat naik garuda yes, bro.
      sedih aja gitu, soalnya garuda juga jadi sepi penumpang. padahal kan seharusnya negara support bumn-nya.

      Delete
  5. Waah iya naik Turkish Airlines emg aesuka itu ya mbak. Klo bawa baby dapet pouch berisi kbtuhan baby ya gt. Sampe skrg masih ku simpen pouch2nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. sejauh ini sih Turkish masih jadi salah satu yang favorit.
      saya suka sama amenity kit-nya yang berbentuk kotak pensil dari kaleng itu lho, sama wewangian di toiletnya. hahahha

      Delete
  6. wah sering terbang nih mbak nya..
    aku baru sekali terbang naik sriwajaya air.
    Alhamdulillah gak ada pengalaman2 yang gak mengenakkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. namanya juga traveler mbak, mestilah sering terbang. kalo sering ngesot namanya suster.
      #eh

      Delete
  7. Aq belum pernah naik pesawat mba, cita2 sih insya Allah ya kl ke Arab Saudi....tapi baca ini jadi punya gambaran lah tentang maskapai2nya...makasih mba sharingnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. insyaAllah suatu hari nanti mbak Riska bisa naik pesawat ke tanah suci ya :)

      Delete
  8. Wuaah 18 maskapai udah dijajal semuanya niih .., mantap, kak.

    Pengalaman mendebarkan kak Dita saat naik maskapai Garuda, aku juga pernah mengalami.
    Waktu itu dari Bali tujuan ke Jakarta, tau-tau pesawat kayak anjlog drastis karena cuaca buruk mendung gelap .. aku sampai pucat, kursinya kucengkeram kencang.
    Untung kain kursinya ngga sobek hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang paring serem kalo pas cuaca buruk ya, masbro.
      pas tiba-tiba anjlog itu perut rasanya klunyur-klunyur. hahahaha

      Delete
  9. Waaah... Kakak kayak kerja jadi penconba segala macam maskapai ini. Wah, yang jadi direkturnya maskapai harus baca nih. Siapa tahu dapat gratisan mencoba maskapai baru lagi.
    Biar makin banyak kenangannya sama berbagai macam maskapai.

    Banyak eh.

    Aku aja satu pun belum pernah nyoba. Hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebenernya nggak sengaja juga sih mbak, tapi karena sering bepergian jadinya ya bisa numpang beberapa maskapai. tetep semua tergantung sikon juga.
      insyaAllah nanti mbak Einid bisa nyobain juga ya :)

      Delete

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,