Hagia Sophia [Turki] - Sebuah Renungan

hagia sophia istanbul turki
 Siapa sih yang nggak kenal sama bangunan merah bata yang menjadi salah satu ikon kota Istanbul Turki ini. Pasti pada ngerti kan ya, soalnya bangunan ini sejarahnya cukup fenomenal dan menjadi tempat yang wajib dikunjungi kalau ke Turki.

Sebuah bangunan cantik yang dulunya digunakan sebagai gereja selama 916 tahun dan kemudian berubah fungsi sebagai masjid selama 482 tahun sebelum akhirnya dirubah menjadi museum pada 1 Februari 1935 atas perintah Presiden Mustafa Kemal Attatürk dan dewan menteri yang bercokol saat itu.

Lokasi Hagia Sophia atau kalo orang Turki bilangnya Ayasofya ini berhadapan dengan Blue Mosque, di Ayasofya Meydani kawasan Sultanahmet Istanbul dengan batas sebuah taman dan pedestrian yang cantik dan enak buat nongki-nongki sambil ngecengin mas-mas Turki yang tidak diragukan lagi kegantengannya.

hagia sophia istanbul turki
Hagia Sophia
Baca juga: Melihat Miniatur Turki di Miniatürk

Tiket Masuk: 60 TL


Jadwal buka: 

Musim dingin (1 November - 15 April) pukul  09.00 - 17.00, penjualan tiket terakhir pukul 16.00. 
Musim panas (15 April - 31 Oktober) pukul  09.00 - 19.00, penjualan tiket terakhir pukul 18.00.

Info tentang museum ini bisa dilihat di http://ayasofyamuzesi.gov.tr/en
hagia sophia istanbul turki
mihrab yang ada di dalam Hagia Sophia

Berikut adalah sebuah renungan yang bagus dari mbak Emeralda (@benefiko):
Tak sedikit pelancong yang mengunjungi Ayasofya. Tak sedikit yang harus dibayar sebagai tiket masuk ke sana. Dan tak sedikit pula dari mereka yang hanya membayar untuk menyaksikan bangunan belaka.
Namun seharusnya tidak bagi seorang muslim.
Mengunjungi Hagia Sofia bukanlah sekedar perjalanan melawat sebuah bangunan untuk mengagumi keindahan arsitekturnya semata. Bukan.
Bagi seorang muslim, bangunan ini adalah saksi bisu dari sebuah janji suci yang pernah terucap dari lisan mulia Rasulullah, akan sebuah kabar gembira tentang pembebasan kota yang agung.
Rasulullah pernah ditanya, “Kota manakah yang dibebaskan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius dibebaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel” (HR Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Lebih dari itu, andaikata bangunan ini mampu berbicara kepada segenap kaum muslimin dan seluruh umat dari penjuru dunia yang datang setiap saat melawatnya, mungkin ia akan mengatakan "Aku lah bukti, bahwa lisan Rasul kalian tak pernah keliru, kabar darinya adalah benar, janjinya tak pernah salah." Maka masihkah ada alasan untuk mengikari Allah dan Rasul-Nya?
Oleh karenanya, mengunjunginya bukanlah sekedar menatap romantisme bangunan batu yang tersusun indah. Bukan.
Namun adalah sebuah perenungan akan keyakinan kita sebagai seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, masih kah kita menafikkan segala sesuatu yang telah dikabarkan oleh Allah melalui lisan mulia Rasul-Nya?
Sebelum hari kiamat tiba, masih ada kota Roma yang juga telah Rasulullah janjikan kepada umatnya. Masih akan datang kembali kekhilafahan yang menempuh manhaj kenabian, sehingga tegak tegak lah cahaya Islam memancarkan rahmatnya bagi semesta alam.
Seluruh kabar gembira maupun peringatan yang akan terjadi di dunia dan kelak di akhirat, telah Rasulullah sampaikan kepada umatnya tanpa cela. Sungguh, aku malu akan keimananku, jika masih menyangsikan segalanya.


2 komentar

  1. Aku pernah denger nama bangunan ini dari selebgram-selebgram. Pengen deh kesini

    ReplyDelete
    Replies
    1. bangunan ini sangat terkenal sejak ratusan tahun yang lalu :D

      Delete

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,