Susahnya Jadi Pejalan Kaki di Indonesia

 


Orang Indonesia dikenal malas banget jalan kaki. Saking malesnya, kadang angkot aja dibajak rutenya biar penumpang bisa turun pas di depan rumah. Makanya jalanan di Indonesia itu ruwet sekali karena kendaraan umumnya bisa berhenti dimana aja saking melayani kemauan penumpangnya yang harus banget turun sesuai titik koordinat TKP dan nggak mau jalan walau sesenti.

Alhamdulillah sekarang di Jakarta udah nggak ada lagi tuh bus yang berhenti selain di halte. Jadi mau nggak mau ya penumpang harus menyambung berjalan kaki agar sampai ke tujuan. Kalau yang masih males jalan ya biasanya memilih untuk naik ojol. Nggak heran kalau jumlah ojol di jalanan mblader koyo laron.

Saya termasuk orang yang suka jalan kaki. Cuma memang saya merasa agak kurang nyaman kalau jalan kaki di Indonesia ini. Mungkin banyak orang juga merasakan hal yang sama dengan saya?


Baca Juga: Traveling - Cara Untuk Berhenti Sejenak Dari Rutinitas


Kira-kira apa aja sih yang bikin susah menjadi pejalan kaki di Indonesia versi saya?

1. Cuaca 

Cuaca di Indonesia itu cuma ada panas dan hujan. Kalau lagi panas, jalan dikit aja bikin kemringet sampai gobyos. Kalau hujan bisa keceprotan air, terutama dari pengendara kendaraan bermotor yang akhlaknya rada kurang bener.


2. Jalur pedestrian 

Tidak semua jalan mempunyai fasilitas jalur pedestrian yang berupa trotoar, sidewalk, footpath, footway, pavement, atau apapun itu namanya. Banyak juga yang ada fasilitas jalur pedestrian tapi kondisinya mengenaskan. Mulai dari sempit, nggak rata, tiba-tiba ada lubang yang bisa menjebloskan ke lembah nista, dll. 

Beruntung sekarang Jakarta punya jalur pedestrian yang sudah direvitalisasi jadi bagus di beberapa jalan protokolnya, salah satunya seperti di Jalan Jenderal Sudirman. Di kota-kota besar lain juga sepertinya sudah mulai menyusul Jakarta ya?

Jalur pedestrian yang nyaman vs yang tidak nyaman & membahayakan


Baca Juga: Kini Sepeda Nonlipat Bisa Naik Ratangga!


3.  Penyerobotan 

Penyerobotan jalur pedestrian ini dilakukan oleh para pengendara motor. Kalau jalanan macet, pengendara motor ini rame-rame naik tahta ke jalur pedestrian. Kadang juga motor yang melawan arus lewat jalur pedestrian karena nggak mau putar balik di jalan yang normal.

Penyerobotan lain juga dilakukan oleh para pedagang kaki lima yang menggelar tendanya di jalur pedestrian, bahkan sampai penuh dan nggak ada tempat lagi buat pejalan kaki. Tersangka lain penyerobotan jalur pedestrian adalah kendaraan yang parkir! 

Selain itu, penyerobotan juga kerap terjadi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) oleh kendaraan roda dua dan pedagang yang menggelar dagangannya secara lesehan.

Saya pernah lagi enak-enak jalan tiba-tiba diklakson sama  motor yang melintas di trotoar. Udah gitu pengendaranya ngamuk ke saya karena saya nggak mau minggir. Lha dia yang salah kok dia yang ngamuk. 😓


4. Asap Rokok

Lagi enak-enak jalan kaki tiba-tiba harus kehisap dan kebauan asap rokok dari pejalan kaki lain yang merokok sepanjang jalan. Hal ini sering saya alami dan bikin saya benci banget. 😡 Kenapa? Merokok sepanjang jalan itu nggak ada akhlak karena mendzalimi orang lain. Saya juga belum pernah ketemu tempat merokok di jalur pedestrian Indonesia seperti di Seoul atau di Kyoto.

Tempat Merokok di Jalur Pedestraian di Seoul - Korea Selatan

Baca Juga: Cheonggyecheon Dulu dan Kini


5. Ludah dan Sampah

Kebiasaan banyak orang Indonesia adalah membuang sampah dan meludah sembarangan termasuk di sepanjang jalur pedestrian juga di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Nggak asyik kan ketika lagi enak-enak jalan eh ketemu ludah orang dan nyaris keinjek. Hoeks!


6. Polusi

Karena jumlah orang yang mengendarai kendaraan bermotor jumlahnya jauh lebih banyak maka sudah pasti menjadi penyumbang polusi udara dan polusi suara. Sebagai pejalan kaki, kita dipaksa untuk menghirup asap-asap kendaraan bermotor yang nggak jarang warna asapnya hitam bak tinta cumi-cumi.


Baca Juga: Etika Menggunakan Toilet Umum


7. Susah Menyeberang

Perlu skill untuk menyeberang jalan di Indonesia, terutama jika menyeberang dengan zebra cross. Sungguh membagongkan ketika kita sudah menginjak zebra cross dan siap menyeberang, tiba-tiba kendaraan yang lewat malah semakin melaju kencang sambil membunyikan klakson bahkan kadang sopirnya juga misuh-misuh. Bukannya berhenti kemudian memberi kesempatan pejalan kaki untuk menyeberang seperti yang terjadi di negara-negara maju. 

Kalau di Negara-negara maju, asal kaki kita sudah menginjak zebra cross, kendaraan yang lewat sudah pasti berhenti untuk memberi kesempatan kita menyeberang.


8. Tidak Aman

Pejalan kaki juga rawan mengalami kejahatan ketika sedang berjalan kaki. Mulai dari cat calling sampai copet. Naudzubillah.


Baca Juga: Jangan Mengambil Hak Orang Lain Sekalipun Dalam Pesawat Terbang


Begitulah susahnya jadi pejalan kaki di Indonesia menurut versi saya

Saya sih mempunyai harapan supaya semua jalur pedestrian dibuat nyaman dan aman juga cantik seperti di Jalan Sudirman - Thamrin Jakarta atau jalur pedestrian di Singapura. Biar para orang-orang yang malas ada keinginan dan lebih semangat untuk berjalan kaki. 

Juga harapan untuk masyarakat Indonesia supaya lebih mengerti lagi tentang hak-hak pejalan kaki dan aturan menggunakan fasilitas umum, agar tidak berperilaku dzalim dan berakhir merugikan orang banyak.


Teman-teman ada yang mau menambahkan pengalaman berjalan kakinya? Silakan tulis di kolom komentar ya...


0 komentar

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,