Pengalaman Terbang Dengan Berbagai Maskapai Penerbangan (part 2) Versi si Meong


Sebagai seorang traveler, tentu saja saya hobinya jalan-jalan dong yes. Nah, berhubung sekarang saya lagi jalan-jalan dan nggak sempat nulis, maka supaya blog ini tetep update, ada tulisan menarik dari teman saya: Meong, yang mau nyeritain pengalaman doi terbang dengan berbagai maskapai penerbangan, melanjutkan tulisan saya yang sebelumnya. Monggo dibaca... 
Baca jugaPengalaman Terbang Dengan Berbagai Maskapai Penerbangan

Setelah dipoyo’i teman saya, Dita, berkali2, akhirnya hari ini saya bertekad untuk menulis ‘kembali’ supaya teman saya yang satu ini g batuk2 kayak simbah2, gara2 kecapekan. Dia yang masih berstatus sebagai traveller karena disuruh negara, atau karena disuruh nemenin orang2 yg g bisa dia tolak, atau pun karena disuruh hati nurani, terbilang punya jadwal wara wiri yang cukup padat. Percakapan kami selalu diwarnai dengan “bro, otw dari bandara nih, gile antri taksi burungbiru nyampe 3000an”, dan dia balas “aku lagi di pulau X. Iya, lagi padet. Padahal bulan ini aku xx kali ke bandara, urusan A B C.....”
Gile ni anak, banyakan di bandara daripada di kos.
So, daripada blog ini hiatus, jadilah saya coba nulis, nyumbang 1 artikel.
Sebagai petualang penerus Pak Janggut, saya sebenarnya punya banyak bahan cerita, tapi karena sejuta alasan yang saya ada2kan, jadilah g nulis2 (*mungkin trauma bikin artikel kantor? yang banyakan revisinya, daripada esensinya, wkeke). Thx Dita, mungkin dengan jadi penulis tamu ini, bisa jadi jembatan untuk nulis ‘beneran’ di kemudian hari.
Kebetulan artikel Dita terakhir yang saya baca adalah tentang perbandingan maskapai, jadi untuk mudahnya & cepatnya, hehe, saya mau nulis terusannya. Pengalaman Terbang Dengan Berbagai Maskapai Penerbangan part 2.

Lion Air*

Pertama kali naik pesawat dalam hidup, saya pakai maskapai ini. Saya beli tiket di agen kecil yang dia harus telpon ke agen besar yang punya software ticketing. Belum ada mbak oka. Belum ada e-tiket, tiket masih tulis tangan berlembar2.
*) agak2 g ingat jelas, karena udah lamaa sekali. Yang saya inget dianterin sodara dari masuk gate keberangkatan sampe gate boarding, haha

Susi Air

Naik pesawat yang kedua kali langsung yang beginian??
Kapasitas penumpangnya bisa dihitung dengan jari tangan. Dari kursi saya, bisa keliatan pilot, cockpit, dan ‘track’nya. Serasa naik bajai, pesawat ini membuat saya terguncang2 kayak kecedot ‘polisi tidur’ sekompi klo lewat sekumpulan awan. Kalau cuaca buruk, langsung keliatan petir2 & awan hitam di depan mata, hiiyyy

Adam Air?

Eh? Ada ya maskapai namanya ini? Hm.. lupa2 ingat, kayaknya pernah naik 1x. Delay klo g salah.

Etihad Airways

Perjalanan jauh pertama kali, saya ke Eropa. Selama perjalanan, hampir semua game di in-flight entertainment saya cobain. Bukan karna maniak game, tapi karena mati gaya. Saya bingung, klo orang bule itu mau g sih klo diajak ngomong orang di sebelahnya. Kan ini penerbangannya bakalan lamaa banget. Tapi g lama stelah terbang, orang2 bule itu pada pindah ke kursi yg lebih lapang untuk memanjakan kakinya yg panjang2 itu. Tinggallah saya terbengong seorang diri & lanjut main game.

Ryanair

Pertama kali backpakeran di luar negri pake ini. Murmerr, ke Itali dari Jerman cuma 12 E? Habis itu dari Itali ke Spanyol cuma 25 E??
Cuman ya itu, pilih jam harus ati2, krn mereka pake bandara yg kecil (bedanya macam CGK sama HLP). Mana nama bandaranya sama lagi, Dus sama Dus weeze. Mana ku tahu klo bedaa  (*o*)
Karena jadwalnya kepagian, akhirnya saya naik kreta terakhir ke kota terdekat, trus tidur di kursi stasiun kota itu, sambil nunggu dijemput bandara shuttle (semacam travel) sekitar jam 3 pagi. Dimana ongkos travelnya 17 E! Hahaha, lebih mahal angkot ke bandaranya daripada tiket pesawatnya.
Di maskapai ini, tas bener2 diukur & ditimbang. Setiap penumpang masukin tasnya ke kubus pengukur yang di bawahnya ada timbangannya. Pas berangkat aman, pas baliknya barang2 saya suka beranak. Jadilah saya masukin botol minum, kacamata, dll ke dalam saku jaket. Trus pake jaket 3 lapis supaya ransel saya ramping dan muat masuk kubus, wkakka. Di situlah saya baru tahu ada yang namanya ‘jaket bandara’. Jaket lipet murah yang sakunya banyak, digunain traveller kepepet macam saya.

Iberia Airlines

Dari benua Eropa, saya naik maskapai ini untuk melintas ke benua Amerika.
Pramugarinya kayak tante2 tua dengan rambut semberawut. Klo g salah, ada juga bapak2 gendut pake kacamata. Image pribadi saya akan pramugari/ra hancur disini. Namun, senangnya pake airline ini, beli tiket PP lebih murah daripada one way. Jadi saya pakai tiket berangkatnya aja, yang tiket pulangnya g dipake.

Sky Airline

Untuk menghindari naik bis 14 jam ke kota kecil yang saya tuju, dibelilah tiket airline ini. Not so much memories, besides the limited luggage applied, 20 kg only, khas penerbangan domestik. PR banget buat yang baru lalui perjalanan lintas benua dengan bawaan segambreng.

Qantas Airlines (baca: kuantas)

Salah satu kemudahan bagi org yg fly dari Amrik adalah besarnya kapasitas barang bawaan yang diperbolehkan. Beberapa maskapai yang saya tahu, termasuk maskapai dari Ostrali ini, menerapkan double luggage khususon untuk orang2 yg dari/ mo terbang ke benua Amrik, 20kg x 2 ato 32kg x 2, tergantung ukuran koper yg diterima. Bener2 privilege penduduk benua yg satu ini.

Ethiopian Airlines

Maskapai yang baru2 ini santer terdengar beritanya, dilayani oleh mbak2 keibuan, dengan kulit kemilau khas Ethiopianya, cantik. Interiornya banyaknya dibalut warna ijo; Dita pasti seneng klo naik ini. Penumpangnya kebanyakan orang Afrika & Asia, dan terlihat muslim, mungkin karena rute yang saya tumpangi tujuan akhir ke Kuala Lumpur.
Harganya relatif murah dibanding maskapai Afrika lainnya. Dan rutenya, pastinya, muter dulu ke negaranya sono, via Addis Ababa. Hal ini sempet bikin saya heboh drama dapetin vaksin yellow fever pas ada kelangkaan vaksin nasional di Indonesia (well, next time we’ll talk about it), karena takut g diterima di negara tujuan.

Scoot

Pas ke Singapur dari benua Afrika, Scoot belum terkoneksi dengan Ethiopian airlines. Jadi untuk nerusin penerbangan harus keluar ngelewatin imigrasi & custom, trus balik lagi ke keberangkatan. Untungnya cuma beda lantai, g sampai naik bis transfer antar terminal. Fiuh..

South African Airways

Waktu itu saya ke sebuah negara kecil di Afrika dengan rute pendek kurang dari 1 jam dari kota metropolitan transitnya. Penumpangnya tidak banyak, jadi pesawatnya kecil, deret duduk 1-2, lebih kecil dari bis damri, itu pun tidak semua kursi terisi. Terdapat cabin luggage service, jadi sebelum naik tangga pesawat, tinggalkan saja backpack di situ, nanti ada petugas yang angkut ke pesawat. Saat turun, turun saja dengan cantik, nanti backpack anda sudah kelihatan melambai2 dekat tangga pesawat, hehe. Sebuah kemewahan sederhana bagi pengembara penggendong buntelan macam kita ini.
Mbak2 pramugarinya cuma 1; beberapa menit setelah landas, dia mengedarkan snack dengan gerobak dorong (which I think it wasn’t appropriate untuk pesawat sekecil itu), dan snack & minuman yg ditawarkan juga dalam bentuk kemasan semuanya. Kayaknya saya sempat minta teh panas manis, tapi g ada. Sebentar jajanan digelar, g berapa lama udah diringkes lagi, persiapan mendarat.   

Airasia X

Apa beda sih yg dengan ‘X’, sama yang tanpa X?
Itu sempat jadi perdebatan saya dengan teman2 kantor, karena ada 1 maskapai yang di-banned untuk pejalanan kantor, sementara yang lain enggak.
Saya sempat pakai maskapai ini ke negara Asean, baik2 aja. Kayaknya sama aja dengan maskapai di segrupnya.

Garuda Indonesia

Akhirnya kembali ke tanah air!!
Klo maskapai ini tak usah ditanya lagi lah. Bahagiaa rasanya, pesen makanan g perlu pake mikir lagi. Langsung nyeplos. :D


Nah, sekian dulu pembahasan maskapai2nya. Ayo2, berikutnya bahas yang bandara-bandara. Dari yang kayak rumah, sampe yang megah, plus pengalaman transit yang ajaib2.
Semoga berguna ya ceritanya (*entah dari sisi mananya, hihi). Namun perlu diingat, tulisan ini berdasarkan pengalaman saya, jadi tolong jangan digeneralisir ke service semua armadanya.
Ikutan pantun ah kayak mbak Siti. Macan tutul geter2, semoga muncul lagi sooner or later. Apaa coba..
Makasih ya udah dibaca!

Salam,
Dari temannya Dita 
-Meong-



4 komentar

  1. Ahaha... ada yang sebut-sebut Adam Air. Itu sudah lama banget!

    ReplyDelete
    Replies
    1. saking lamanya, saya belum pernah naik tapi doi udah bubar pasar. hihihi

      Delete
  2. Wah ku kira susi air itu udah mayan bagus drpda Air Asia.. Apa karna pesawat ya lebih kecil ya. Jadi penasaran sama susi air nih. Baru tau kmrn pas suami crta ada sodara ya yg kerja di susi air.

    ReplyDelete
    Replies
    1. untuk tipikal pesawat kecil seperti Susi Air memang gitu, mbak. terbangnya rendah dan pilot lagi ngapain juga keliatan sama penumpang. hihihi

      Delete

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,