KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN JAMAAH UMRAH SAAT CITY TOUR KE JABAL RAHMAH

Jabal Rahmah adalah sebuah bukit batu yang terletak di tengah Padang Arafah.  Di Kaki Jabal Rahmah adalah tempat dimana Rasulullah ï·º menyampaikan khotbah haji di Hari Arafah. Jabal Rahmah juga dipercaya sebagi tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah sekian lama berpisah.

Saat kita melakukan safar umrah, biasanya akan diajak city tour ke Jabal Rahmah sesampainya di Kota Makkah untuk napak tilas. 

Namun sangat disayangkan, banyak sekali jamaah umrah yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji karena percaya pada khurafat atau takhayul atau mitos yang tidak berdasar dan tidak ada tuntunannya dari Rasulullah ï·º. 


Baca juga: Ke Tanah Suci Pilih Sibuk Ibadah atau Sibuk Belanja?


1. Naik Jabal Rahmah dengan niat yang salah

Tidak ada kewajiban kita untuk naik ke Jabal Rahmah. Rasulullah bahkan menyampaikan khotbah haji hanya di kaki Jabal Rahmah, tidak naik ke puncaknya.

Namun yang terjadi adalah banyak jamaah umrah yang memaksakan diri naik ke Jabal Rahmah karena percaya khurafat/takhayul/mitos yang tidak jelas asal muasalnya. Kadang kasihan juga lihat lansia yang jalan saja sudah payah tapi mekasakan diri naik ke puncak karena percaya bahwa yang belum berjodoh akan menemukan jodohnya, yang sudah menikah cintanya akan abadi, dan lain sebagainya.

2. Shalat di atas Jabal Rahmah

Rasulullah ï·º tidak pernah memerintahkan kita untuk shalat di atas Jabal Rahmah tapi banyak sekali kita jumpai jamaah umrah yang memaksakan diri shalat di atas Jabal Rahmah dengan niat dan harapan tertentu yang tidak berdasar.

3. Menuliskan sesuatu di batu-batu dan di tugu puncak Jabal Rahmah

Di puncak Jabal Rahmah ada sebuat tugu yang berfungsi hanya sebagai monumen, lengkap dengan tempelan peringatan bahwa jangan mencorat coret [vandalisme] di tugu tersebut.

Tapi yang terjadi adalah banyak jamaah yang melakukan vandalisme, menuliskan namanya dan nama pasangannya di tugu dan di batu-batu dengan harapan cintanya akan abadi karena mereka percaya pada khurafat/takhayul/mitos yang tidak jelas sumbernya. Pemerintah Saudi sampai capek ngecat tugu itu, karena habis dicat udah diorek-orek lagi. Yang menyedihkan itu yang corat coret di batu, karena kan nggak bisa dihapus, nggak bisa dicat juga. Alhasil tampilan Jabal Rahmah jadi coreng moreng kotor sekali karena ulah orang-orang yang kurang ilmu dan tidak bertanggung jawab.😓

4. Mengusap, meratap, dan menciumi tugu di puncak Jabal Rahmah

Walaupun sudah ada papan peringatan di tugu tersebut, tetep aja banyak jamaah yang mengusap-usap, meratapi, dan menciumi tugu tersebut sambil mengucapkan doa dan bahkan dengan berderai air mata. 

Saya jadi ingat orang yahudi yang sedang berdoa di tembok ratapan. Mirip! Padahal tugu itu hanyalah sebuah monumen belaka, tidak ada fadhilah apapun,  sama seperti Tugu Monas di Jakarta atau Tugu Muda di Semarang. Coba bayangkan jika kalian mengusap-usap, meratap, nempel-nempelin pipi dan menciumi Tugu Monas, kan gimana yaa... 👀

5. Menaruh foto dan kertas bertuliskan nama di sela-sela bebatuan

Banyak jamaah yang menyiapkan foto-foto, baik foto dirinya atau foto keluarganya lengkap dengan tulisan nama-namanya dan menyelipkannya di sela-sela bebatuan Jabal Rahmah. Ada juga yang memasukkan ke lubang-lubang bangunan bekas mata air Zubaidah yang ada di kaki Jabal Rahmah. Terkadang jika tidak ada foto, mereka menuliskan nama-nama di kertas, kemudian kertasnya diselipkan di sela-sela bebatuan dengan harapan orang-orang yang di foto dan dituliskan di kertas itu bisa dipanggil ke Baitullah.

Entah siapa yang menghembuskan mitos demikian yang jelas tidak ada tuntunannya dalam agama Islam. Saya juga ingat di tembok ratapan orang yahudi yang di selipan-selipan batunya ada kertas-kertas yang berisi doa dan harapan.

https://www.jagungmanisjalanjalan.com/2020/01/ke-tanah-suci-pilih-sibuk-ibadah-atau-sibuk-belanja.html


Baca juga: Tips Memilih Travel Umrah Sesuai Saran dari Kementerian Agama


Sangat disayangkan sekali ya perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji yang dilakukan para jamaah ini. Bukannya dapat pahala malah nambah dosa.

Perbuatan-perbuatan sesat ini hanya akan merusak situs sejarah, menimbulkan sampah yang mengotori lingkungan, dan menuju ke perbuatan syirik yang dibenci oleh ï·².

Pemerintah Saudi telah memasang papan peringatan yang sangat besar dalam berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia di pelataran Jabal Rahmah, juga papan peringatan yang ditempel di tugu puncak Jabal Rahmah dengan harapan tidak ada lagi jamaah yang melakukan perbuatan nista ini. Namun entah mengapa masih banyak saja jamaah yang lebih percaya takhayul/kurafat/mitos yang tidak jelas asal usulnya. Naudzubillah.

Berdasarkan pengamatan saya, untuk jamaah dari Indonesia yang masih melakukan perbuatan itu (kebanyakan jamaah wanita) ada 3 kemungkinan:

  1. Pembimbing umrah/ustadz/mutawif tidak menyampaikan peringatan atas larangan-larangan tersebut kepada jamaah dan jamaah pun tidak mempunyai ilmu atas hal tersebut. Tidak membaca papan peringatan juga.
  2. Pembimbing umrah/ustadz/mutawif sudah menyampaikan peringatan tersebut tapi jamaahnya ngeyel karena lebih percaya pada takhayul/mitos/khurafat yang tidak jelas sumbernya.
  3. Jamaah latah. Awalnya tidak ada niatan melakukan perbuatan tersebut tapi begitu melihat banyak orang yang melakukanyan jadi latah ikut-ikutan.


Baca juga: Etika Menggunakan Toilet Umum


“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031.
Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.
Perbuatan mengusap, meratap, menciumi tugu/monumen serta meletakkan foto dan kertas di sela-sela bebatuan adalah perbuatan menyerupai kaum yahudi yang beribadah di tembok ratapan. Oleh karena itu, jangan sampai kita melakukannya ya! Jika kalian mempunyai hajat dan keinginan silakan berdoa di Masjidil Haram depan Kakbah langsung kepada ï·² tanpa perantara apapun. Tidak perlu melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dan mengotori situs sejarah yang ada.

Naik ke Jabal Rahmah bukanlah hal yang disunnahkan apalagi diwajibkan. Jadi kalau kalian nggak mau naik ya nggak apa-apa, jangan memaksakan diri. Tapi kalau mau naik ya dipersilahkan dengan niat akan melihat pemandangan Padang Arafah dari atas Jabal Rahmah. Jangan ada niatan lain dan jangan melakukan perbuatan terlarang yang menuju ke dosa syirik.
Jangan sampai kita jauh-jauh dari Indonesia, bayar mahal-mahal untuk berangkat beribadah umrah namun sesampainya di Jabal Rahmah malah dikotori dengan melakukan perbuatan yang tidak terpuji. 
Ingat, jika kita berdibadah & berdoa itu langsung kepada ï·² tidak melalui perantara apapun baik itu foto, kertas, corat-coret di monumen, dan sebagainya. Jangan sampai kita melakukan dosa syirik karena berbuat demikian.

Yuk, luruskan niat, patuhi aturan yang ada, jaga kebersihan, jangan berbuat dzalim, dan jangan berbuat syirik supaya mendapatkan pahala yang sempurna untuk ibadah umrah kita.


Yang nggak mau muncak ke Jabal Rahmah, silakan belanja atau jajan ice cream aja di pelatarannya sambil foto-foto asal jangan sampai lupa waktu ya. 
Selalu ingat-ingat jam berapa harus berkumpul kembali masuk ke dalam bus.


2 komentar

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,