Cheonggyecheon | 청계천 - Dulu dan Kini [Korea Selatan]

Cheonggyecheon adalah aliran sungai kecil yang mengalir membelah Kota Seoul sebelum akhirnya bermuara ke Sungai Han.


Cheonggyecheon menjadi tempat yang paling saya favoritkan di Seoul. Siapa sangka tempat ini dulunya adalah sebuah kawasan kumuh yang kemudian disulap menjadi jalan layang di tengah Kota Seoul dan sekarang menjelma menjadi public space yang sangat cantik.


Cheonggyecheon adalah aliran sungai kecil yang mengalir membelah Kota Seoul sebelum akhirnya bermuara ke Sungai Han. Pada masa lampau sekitar awal abad 20, sungai ini adalah sumber kehidupan masyarakat. Mirip seperti kehidupan persungaian di Indonesia, masyarakat mengambil air, mandi, dan mencuci di sungai, juga sebagai tempat bermain untuk anak-anak.


Cheonggyecheon adalah aliran sungai kecil yang mengalir membelah Kota Seoul sebelum akhirnya bermuara ke Sungai Han.
Sungai Cheonggyecheon tahun 1904

Cheonggyecheon adalah aliran sungai kecil yang mengalir membelah Kota Seoul sebelum akhirnya bermuara ke Sungai Han.
ibu-ibu lagi umbah-umbah di kali tahun 1904

Cheonggyecheon adalah aliran sungai kecil yang mengalir membelah Kota Seoul sebelum akhirnya bermuara ke Sungai Han.
simbok-simbok momong anak di Kali Cheonggyecheon tahun 1920

Seiring dengan dimulainya industrialisasi di Korea dan populasi pun kian meningkat, Cheonggyecheon dikelilingi oleh pemukiman kumuh. Penduduk miskin yang kebanyakan berasal dari urbanisasi akibat eksodus perang Korea mendirikan rumah-rumah kumuh di sisi kiri sungai, sedangkan penduduk kaya tinggal di sisi kanan sungai. 

Cheonggyecheon adalah aliran sungai kecil yang mengalir membelah Kota Seoul sebelum akhirnya bermuara ke Sungai Han.
rumah-rumah kumuh di bantaran kali

Namun dengan banyaknya urbanisasi, kondisi sungai dan sanitasi menjadi semakin buruk. Kawasan bantaran sungai menjadi rawan kejahatan. Sungai pun tersumbat dengan banyaknya sampah dan limbah yang akhirnya pemerintah menutup sungai dengan beton (sekitar tahun 1958).

Pada rezim pemerintahan Park Chung Hee antara tahun 1967 - 1971, di atas sungai yang ditutup beton tersebut dibangun jalan layang setinggi 16 meter yang dinamakan Cheonggyecheon Freeway sebagai simbol kemajuan industrialisasi dan modernisasi Korea. Akibatnya, kawasan sepanjang sungai menjadi semakin padat, polusi semakin parah, terjadi kerusakan ekologi, tiang-tiang penyangga jalan pada akhirnya mulai retak dan rusak terkikis erosi, biaya perawatan jalan layang menjadi sangat tinggi. Kondisi ini bertahan hingga 30 tahun.

Cheonggyecheon sebelum dan setelah restorasi
Cheonggyecheon before & after restoration

Kemudian Walikota Seoul Lee Myung Bak yang kemudian menjadi Presiden Korea Selatan, melakukan proyek restorasi Cheonggyecheon dengan menghancurkan jalan layang yang berdiri di atas sungai dan merevitalisasi kawasan sungai sepanjang 5,8 km untuk mengembalikan kehidupan alami kota agar sesuai dengan standar dunia serta mendesain kota menjadi ramah lingkungan. Namun proyek ini mendapat kritikan keras dari masyarakat Seoul dan masyarakat urban yang menganggap proyek ini sia-sia. Tetapi restorasi tetap jalan dimulai dari tahun 2003 dan selesai tahun 2005.

the cheonggyecheon restoration
sejarah restorasi

Proyek restrorasi ini pada akhirnya berhasil dengan sukses. 
Semua gedung perkantoran sepanjang sungai dihadapkan ke sungai (konsep waterfront city). Jalanan di pinggir sungai dibangun pedestrian yang nyaman juga jalur khusus untuk sepeda. Pemerintah Metropolitan Seoul menetapkan kawasan tersebut sebagai zona bebas kendaraan pada hari libur. Ada 22 jembatan dibangun di atas sungai, 7 diantaranya khusus untuk pejalan kaki. Terdapat instalasi karya seni di dinding-dinding sepanjang sungai yang mempercantik penampilan Cheonggyecheon.
Hasil restorasi ini juga mampu menurunkan suhu udara hingga 3,6 derajat celsius di musim panas, ikan-ikan semakin banyak berkembang biak di Cheonggyecheon. Jenisnya semakin beragam. Burung-burung juga semakin banyak yang datang. Demikian juga berbagai jenis tumbuhan bisa tumbuh tanpa terganggu pencemaran. Sedangkan di malam hari, sepanjang Cheonggyecheon bermandikan lampu-lampu hias nan cantik. Masyarakat Kota Seoul pun kini bangga dengan keindahan Cheonggyecheon. Pada bulan tertentu diadakan festival-festival dan pertunjukan seni untuk menarik wisatawan.


cheonggyecheon stream
Cheonggyecheon Stream

cheonggyecheon stream 
airnya jernih dan sejuk

cheonggyecheon stream information
peta informasi

Di titik awal Sungai Cheonggyecheon terdapat Cheonggye Plaza yang mencakup area seluas 2.500 meter persegi. Ada sebuah instalasi karya seni berjudul "Spring" buatan Coosje Van Bruggen dan Claes Oldenburg yang menjulang setinggi 20 meter. Terdapat juga sejumlah air mancur dan tanaman bunga warna warni yang cantik.
Kawasan ini dibuat untuk memperingati Proyek Restorasi Cheonggyecheon dan sebagai simbol 'gathering, harmony, peace, and unity'. 
Di Cheonggye Plaza ini juga sering diadakan acara-acara dengan panggung hiburan. 

cheonggyecheon stream dan spring land mark karya seni di cheonggye plaza
landmark karya seni berjudul 'Spring' di Cheonggye Plaza

Cara terbaik untuk menikmati Cheonggyecheon ini adalah dengan nongkrong-nongkrong cantik di pinggir kali sambil baca buku. Bisa juga jalan menyusuri pinggir kali sambil menikmati karya seni yang terdapat di dinding pinggir-pinggir kali. Kalau capek bisa istirahat  sambil minum kopi dan makan chiki di tempat duduk dengan tenda yang tersedia di pinggir jalan, bisa juga dlosoran di pinggir kali, sambil nyelupin kaki di air.


cheonggyecheon dari sisi dongdaemun
Cheonggyecheon dari sisi Dongdaemun




Cheonggyecheon Stream & Cheonggye Plaza (청계천 & 청계광장)
🏠 Alamat: Taepyeong-ro 1-ga, Jung-gu, Seoul [서울특별시 중구 태평로1가 ~ 성동구 신답철교]
🕓 Buka: 24 jam, Sepanjang tahun
💰 Biaya: Gratis

↬ Cara mudah ke Cheonggye Plaza:
Stasiun metro Gwanghwamun (line 5) Exit 5, lurus aja sekitar 100 m, sampai terlihat landmark 'spring' yang berbentuk seperti unicorn horn. Dari situlah kamu bisa memulai penelusuran Sungai Cheonggyecheon.





7 komentar

  1. Wah keren banget ya!! Padahal awalnya kumuh dan perubahannya pun belum terlalu lama, sejak tahun 1904.. jadi tau sejarahnya, semoga nanti bisa kesana dan bener2 liat cantiknya sungai Cheonggyecheon 😍😍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak Mustika...
      Semoga mbak bisa menikmati cantiknya Cheonggyecheon suatu hari nanti. Aamiin...

      Delete
  2. assalamu’alaikum..mb insya allah oktober akhir insya allah sy mo brngkt ke korea. cuacany klo musim gugur itu sedingin apa ya? krn saya bw baby 3yo jd agk worry sedikitlah

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa'alaikumussalam,
      musim gugur di korea sekitaran 16 sampai 19 dercel, mbak.
      tergantung kekuatan badan kita. kalau saya sih nggak terlalu kedinginan, tapi kalau baby sebaiknya bawa baju hangat yang banyak.
      semoga lancar travelingnya ya, mbak...

      Delete
  3. Baru balik korea.. love it! Thanks ceritanya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. gimana liburannya di Korea, mbak Olive?
      sempet mampir ke Cheonggyecheon juga?

      Delete
  4. Wah keren, nih. Nabung ah, siapa tahu dua tahun lagi bisa ke Korea...

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,