Bertemu Orang-Orang Baik di Korea

Bertemu Orang-Orang Baik di Korea

Masyarakat Korea dikenal sangat ramah, murah senyum, sopan, dan senang membantu. Saya banyak dapat cerita tentang persepsi tersebut dari teman saya yang bersuamikan orang Korea. Tapi saya nggak percaya begitu saja sampai saya membuktikannya sendiri.


Setelah hampir seminggu saya berkeliling Seoul dan sekitarnya, akhirnya saya pun setuju dengan cerita teman saya dan persepsi bahwa orang Korea itu memang sangat ramah, murah senyum, sopan dan senang membantu. 
Tentu saja kita tidak bisa mengatakan bahwa 100% orang Korea seperti itu. Tapi setidaknya saya punya pengalaman yang menyenangkan dengan orang-orang Korea di negaranya.
Masyarakat Korea dikenal sangat ramah, murah senyum, sopan, dan senang membantu. Saya banyak dapat cerita tentang persepsi tersebut dari teman saya yang bersuamikan orang Korea. Tapi saya nggak percaya begitu saja sampai saya membuktikannya sendiri.
Yang paling umum dan sering kita jumpai adalah kalau kita masuk ke toko, kita pasti akan disapa oleh penjaga toko dengan sangat ramah dengan sapaan 안녕하세요? (Annyeonghaseyo?) sambil sedikit membungkukkan badan. Kita pun akan dilayani dengan sangat baik oleh mereka. Jika kita membutuhkan penjelasan atau membutuhkan bantuan dalam mencari barang, mereka dengan senang hati untuk menjelaskan dan membantu menemukan barang yang kita cari. Terkadang bahasa Inggris mereka sangat pas-pasan banget, tapi mereka tetap berusaha menjelaskan dengan maksimal agar kita paham. 
Saat kita membayar di kasir mereka tak lupa mengucapkan 감사합니다 (kamsahamnida) sambil sedikit membungkukkan badan dan senyum yang terkembang.
Di toko-toko souvenir kita pun sering diberikan bonus seperti magnet atau gantungan kunci gratis sebagai rasa terima kasih karena kita telah berbelanja di toko mereka. Oia, di toko-toko kosmetik pun kita sering dapat bonus sample kosmetik atau alat kosmetik gratis yang lumayan banget.
Saya juga terkesan dengan kebaikan oppa ganteng pemilik guest house yang saya tempati. Si oppa ini sangat ramah dan tidak segan-segan untuk menawarkan bantuan ketika saya mengalami kesulitan.


Saat jalan-jalan di Bukchon Hanok Village, saya sempat kebingungan menemukan Choong Ang High School, sekolah dengan bangunan kuno bergaya kolonial yang sangat cantik. Saat itu saya sudah ada di pengkolan dekat bangunan yang saya cari, tapi karena bangunan itu menjorok ke dalam sehigga tidak terllihat dari pengkolan tempat saya berhenti kebingungan. Tiba-tiba ada seorang nenek pemilik toko souvenir di depan Choong Ang High School menghampiri saya dan bertanya dengan bahasa Inggris seadanya, "mau ke mana?". Saya pun menjawab kalau saya sedang mencari bangunan Choong Ang High School. 
Kemudian nenek pun menunjukkan dan mengantar saya ke pintu gerbang sekolah itu yang ternyata hanya tinggal selemparan kolor dari tempat saya berdiri. Si nenek pun berkata, "itu bangunannya ada di dalam sana. Silakan masuk aja, bebas kok" sambil tersenyum ramah. Setelah mengucapkan terima kasih, saya pun berlalu menuju TKP untuk foto-foto.
Sekembalinya dari Choong Ang High School, si nenek menghampiri saya lagi dan menunjukkan bangunan lain berupa rumah yang difungsikan sebagai cafe sambil berkata kalau bangunan yang ditunjukkan itu pernah menjadi tempat syuting drama yang berjudul ...... lagi-lagi saya nggak bisa mengingat judul drama itu karena saya nggak pernah nonton. hehehe
Nenek pun menawarkan ke saya apakah mau difotokan di depan bangunan itu? saya tentu menolak karena saya nggak hobi difoto, tapi teman saya menerima untuk difotokan oleh si nenek.
Setelah sesi foto-foto selesai, nenek menawarkan untuk beristirahat di toko kecilnya. Saya pun menyetujui untuk mampir di tokonya sambil melihat-lihat souvenir yang dijual dan membeli beberapa yang lucu. Saya pun dipersilakan duduk dan disuguhi segelas teh ala Korea yang seger banget sambil mendengarkan cerita nenek  tentang teh Korea dan dagangan sovenirnya yang kebanyakan handmade, lagi-lagi dengan bahasa Inggris pas-pasan. Oia, saya juga diberi bonus magnet oleh nenek karena saya sudah membeli dagangannya, walapun yang saya beli tidak banyak.
Setelah melepas lelah dan dahaga saya berpamitan untuk melanjutkan perjalanan. Si nenek pun mengantar sampai pengkolan jalan dan menunjukkan arah kemana saya harus berjalan untuk menuju spot selanjutnya. 
Masyarakat Korea dikenal sangat ramah, murah senyum, sopan, dan senang membantu. Saya banyak dapat cerita tentang persepsi tersebut dari teman saya yang bersuamikan orang Korea. Tapi saya nggak percaya begitu saja sampai saya membuktikannya sendiri.
Lain hari, di stasiun kereta (metro) saat saya sedang melihat gambar peta yang tertempel di pintu platform untuk memastikan bahwa saya sudah berada di platform yang benar dan menunggu kereta yang benar. Tiba-tiba saya dihampiri seorang kakek-kakek yang menyapa ramah dan menebak kalau saya orang Malaysia.
Si kakek bertanya dengan bahasa Inggris yang sangat bagus (yang kemudian saya tahu kalau kakek ini seorang guru bahasa Inggris), "mau kemana?". Mau ke X, jawab saya. Kemudian si kakek berkata "Oh, ayo bareng aja sama saya. Nanti kita harus transfer (pindah kereta) di stasiun XYX. Kebetulan saya mau pulang dan lewat stasiun tempat kamu turun nanti". Baiklah, jawab saya.
Setelah naik kereta dan tiba di stasiun transfer, si kakek memastikan kalau saya masih mengikuti dia, sambil berkata "ayo, kita lewat sini. Jalannya lumayan jauh untuk sampai di platform kereta selanjutnya". Oke, kata saya sambil mengikuti langkahnya.
Di dalam kereta selanjutnya, si kakek berkata "Nanti saya beri tahu kamu dimana kamu harus turun. Silakan catat nomor telepon saya, kalau nanti kamu butuh bantuan atau mengalami kesulitan di Seoul, jangan ragu untuk menghubungi saya". Dan benar saja, meskipun saya sudah tau harus turun dimana, tapi si kakek tetap memberi tahu saat kereta sudah tiba di stasiun tujuan saya. "Silakan kamu turun di sini", kata si kakek. 
감사합니다, kek!


Sewaktu saya di stasiun kereta mau menuju ke Gapyeong, saya berdiri sambil membuka peta jalur kereta. Terus terang saya agak ragu waktu itu, saya harus ambil platform yang mana, meskipun saya sudah berada di tempat yang benar. Kemudian saya dihampiri oleh lagi-lagi seorang kakek-kakek.
Rupanya si kakek yang tadinya sedang duduk menunggu kereta melihat kebingungan saya, kemudian ia bertanya dengan bahasa Inggris yang bagus, "Mau kemana?". Mau ke Gapyeong, jawab saya.
"Tunggulah kereta di sini, sebentar lagi keretanya datang", kata kakek yang kemudian kembali duduk.
Saat kereta saya datang, si kakek bangkit dari tempat duduknya dan memberi tahu saya lagi "Itu kereta kamu datang, naiklah". 감사합니다, jawab saya.


Ketika di kereta jurusan Gapyeong, kereta yang saya tumpangi lumayan penuh dan saya berdiri selama hampir separo perjalanan. Di gerbong yang saya naiki ada gerombolan emak-emak STW yang sepertinya baru pulang entah dari mana, penampilannya seperti habis bekerja dari ladang atau dari jualan di pasar. Di tengah perjalanan, salah satu dari mereka mencolek saya sambil ngomong dengan bahasa Korea campur bahasa Tarzan dan gerakan tangan yang kira-kira artinya gini "emak ini (sambil menunjuk temannya) mau turun di stasiun berikutnya. Nanti kamu duduk di sini aja kalau dia udah turun". Saya sih senyum-senyum aja, soalnya sambil mikir & sambil nebak-nebak bingung, nih emak ngomong apaan. Dan ketika kereta sampai stasiun, teman si emak turun, dan saya dicolek lagi sama si emak, disuruh duduk di kursi yang kosong bekas temannya tadi. 감사합니다  아줌마 😍


Kalau kamu gimana, pernah punya pengalaman menarik dengan orang Korea?

7 komentar

  1. Alhamdulillah,, orang yang baik biasanya dipertemukan dengan orang yang baik pula ^_^
    Saya penggemar drama korea, tetapi blm pernah ke korea, hahahah semoga bsk2 di ksh kesempatan untuk jalan2 ke Korea dan bertemu orang-orang baik juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah :D
      Semoga nanti ada rezeki ke Korea ya, mbak :)

      Delete
  2. Belum pernah ketemu orang Korea maupun ke Korea, hehe. Tapi sempet liat social experiment gitu di Youtube rata-rata juga baik :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mbak Lulu, memang orang Korea rata-rata baik. terutama kalau ketemu sama turis sih, kalau secara kehidupan pribadi saya belum pernah mengalami. kira-kira sama kaya di drama apa enggak. hahahahha

      Delete
  3. Memang ya, beda negara beda pula tabiat orang-orangnya. Kalau baca cerita-cerita orang yang pernah ke India di sama orangnya pada cuek semua dan galak-galak. Lalu baca cerita Korea ini kok kayaknya tentraaam gitu yaaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. beda negara beda tabiat betul, mbak. Tapi nggak bisa dibilang 100% juga sih.
      Indonesia kan terkenal orangnya ramah-ramah. kalau pas ketemu yang jutek juga banyak. hahahha

      InsyaAllah kalau kita baik, akan ketemu orang baik juga. Siapa menanam kebaikan pasti akan menuai kebaikan pula :)

      Delete
  4. Ketemu orang Korea saat training di Sin... beliau pengajarnya dan kami murid. Jadi segen mau so akrba hehee

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,